About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful.

Minggu, 07 Juni 2009

wawancara.

PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN SMA KHADIJAH SURABAYA

by : Ni'amul Khasanah (16)

Rafika Nilasari (23)

Narasumber : Ibu Lasmiatun


R & N : Assalamu’alaikum, bu…

Bu Lasmi : Wa’alaikumsalam, nak. Ada apa ya ?

R & N : Boleh kita mewawancarai Ibu mengenai perkembangan perpustakaan di SMA ini ?

Bu Lasmi : Boleh boleh. Biar lebih enak, kita ke perpustakaan saja ya…

R & N : Iya iya, Bu.

Menuju perpustakaan. Dan setelah tiba di perpustakaan…

Bu Lasmi : Ayo ayo duduk sini.

Sekarang apa yang mau kalian tanyakan ?

R & n : Ok, Bu.

Menurut Ibu, bagaimana perkembangan perpustakaan di SMA ini dari tahun ke tahun ?

Bu Lasmi : Meningkat ya, terutama dari grafik pengunjung baca. Tapi, untuk meminjam buku-buku pelajaran itu jarang karena anak-anak biasanya hanya pinjam buku-buka cerita saja.

R & N : Ouh.. Begitu ya, Bu .
Oh ya, bu. Menurut apa yang saya amati hingga saat ini banyak anak-anak SMA Khadijah ini yang meremehkan keberadaan perpustakaan. Mereka hanya akan datang ketika ada pelajaran yang mengharuskan mereka untuk datang ke perpustakaan. Bagaimana menurut pedapat Ibu mengenai hal yang seperti itu ?

Bu Lasmi : Kalau menurut saya, sebenarnya anak-anak bukannya meremehkan adanya perpustakaan ya, tetapi hal tersebut dikarenakan rendahnya minat baca siswa.

R & N : Tapi, Bu. Meskipun minat baca mereka cukup lumayan, mereka tetap tidak mau datang ke perpus. Apalagifaktanya sekarang ini anak kelas X yang saya amati banyak yang tidak pernah ke perpustakaan atas kemauan sendiri ?

Bu Lasmi : Bukannya tidak pernah, tapi jarang. Dan kelas X sekarang dibandingkan dengan kelas X di 2 tahun yang lalu itu sangat berbeda. Mulai dari aspek minat bacanya sampai minat untuk menjadi anggota perpustakaan. Kalau anak kelas X dulu itu minat untuk menjadi anggota perpustakaan, minat bacanya dan minat untuk sering meminjam buku itu sangat tinggi. Padahal dulu itu meminjam buku saja harus bayar Rp. 2000,00. Lhah sekarang, sudah digratiskan tapi kok malah lebih jarang yang pinjam buku.Dan dulu itu ya, bahkan di setiap kelas itu ada perpustakaan kecil yang buku-bukunya

dari perpustakaan.Itu satu hal penyebab tingginya minat baca siswa dulu. Amat sangat berbeda dengan sekarang.

R & N : Jadi, menurut Ibu. Apa yang sekiranya bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca para siswa ?

Bu Lasmi : Sebenarnya untuk meningkatkan minat baca itu berasal dari siswa-siswinya sendiri. Dan mungkin kita hanya mendorong minat baca siswa dengan melakukan sosialisasi pada siswa dengan mendatangi kelas masing-masing dan dengan menambahkan buku-buku baru yang menarik.

R & N : Kalau dari segi fasilitas, apa menurut Ibu sudah mendorong minat baca siswa ?

Bu Lasmi : Hal itu tergantung dari anaknya sendiri bagaimana menilainya. Tapi, yang saya lihat pihak sekolah sendiri sudah berusaha semaksimal mungkin dalam segi menciptakan kenyamanan di perpustakaan bagi siswa dengan adanya berbagai fasilitas yang cukup memadai hingga saat ini.

R & N : Ouh..begitu ya, bu.

Baik, bu. Sepertinya cukup sekian pertanyaan dari kami. Terima kasih atas waktu yang telah disempatkan untuk kami.

Bu Lasmi : Ou ya ya. Sama-sama, nak. Sering-sering datang ke perpus ya..

R & N : Insya Allah. Permisi, bu.

Assalamu’alaikum…

Bu Lasmi : Wa’alaikumsalam..


0 komentar:

Posting Komentar